DAFTAR
ISI
KataPengantar ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
BAB
I pendahuluan
A.
Alam semesta...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Asal Usul Alam Semesta.................................................................................... 2
2 . Alam Semesta
tersusun Rapih, Seimbang dan Sempurna.............................. 4
2.1. Kecepatan Ledakan Big Bang............................................................... 6
2.2. Empat Gaya Dasar................................................................................. 6
2.3.
Jarak antara Benda-benda Langit........................................................... 7
B.
Manusia............................................................................................................. 11
1. Penciptaan Manusia........................................................................................ 11
2. Teori Evolusi dan Propaganda
Ateisme.......................................................... 12
3.
Kedudukan Manusia....................................................................................... 13
4. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama........................................................... 14
a. Kebutuhan Hakiki
Manusia......................................................................... 14
b. Kebutuhan Terhadap Agama...................................................................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................................. 16
Daftar Pustaka................................................................................................ 17
KATA
PENGANTAR
Puji
sukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas rahmat dan karunianya yang
diberikan kepada penyusun sehingga Makalah Pendidikan Agama Islam
Ini dapat terselesaikan dengan baik tak lupa, penulis ucapkan terimakasih atas
dukungan rekan rekan semua, makalah ini disusun untik membantu didalam mengetahui Pendidikan
Islam yang secara khusus menjelaskan tentang “Alam Semesta beserta Isinya”.
Setelah
mempelajari Makalah
ini,
anda akan mengetahui
apa yang di maksud alam semesta dan apa saja yang ada di dalam alam semesta ini.
dengan demikian anda akan mengetahui
Peranan penting manusia dialam semsesta ini. Akhir kata
kami mengucapkan terimakasih kepada para
pembaca yang senantiasa mendukung dan
memberikan kritik dan sarannya yang bisa memperbaiki makalah ini menjadi lebih
baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alam Semsesta
Alam semesta
adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari yang tampak
(syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai yang
tidak bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang
angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang perlu diajukan
adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam semesta ini terjadi
dengan sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini menarik para
ilmuan (sainitis) untuk melakukan penelitian hingga melahirkan berbagai teori.
Namun teori yang berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai
ukuran yang tak terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk selama-lamanya.
Materialisme
adalah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu merupakan suatu materi
yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali materi (zat). Dengan berakar
pada filsafat yunani kuno dan semakin diterimanya materialisme ini dii abad
ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam bentuk materialisme
dialektis karl marx. Meskipun demikian, masih saja ada sainitis diabad modern
yang mendukungnya. Di antaranya Stephen Hawking, seseorang ilmuwanyang
kepintaranya disejajarkan dengan Albert Einstein, dia berkata bahwa tidak ada
tempat untuk tuhan bagi teori penciptaan alam semesta (there is no for God in theories on the creation of the Universe). Menurutnya
ada hukum gravitasi yang bisa diciptakan
sendiri oleh alam dari ketiadaan.
Tetapi Stephen Hawking sendiri tidak
menjelaskan siapa yang menggerakan alam itu sendiri kepada terbentuknya suatu
hukum seperti gravitasi yang kemudian menjadi sebab terbentuknya alam semsesta.
Demikianlah hasil pemikiran (sainitis) yang hanya menggunakan kekuatan (daya)
pikiran saja, sehingga tidak mampu menjangkau alam diluar materi (alam ghaib)
yang bisa dijangkau oleh kekuatan rasa (keyakinan).
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asal Usul Alam Semesta
Jika
ada ilmuwan yang berpendapat bahwa alam semseta ini tanpa awal dan akhir, yang
berarti ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan dan terus ada
selamanya (abadi) serta tidak akan berubah, maka kita melihat apa yang ada
disekitar kita.
Disekitar rumah yang kita tempati dengan
segala perabotanya, makanan yang kita makan, pakaian, sepatu dan kendaraan yang
kita pakai, gedung-gedung tinggi yang ada di ibukota tidak ada dengan
sendirinya dan tidak muncul dengan tiba-tiba. Semuanya ada yang menjadikanya
dan ada asal usulnya. Tembok-tembok rumah, gedung misalnya, ia tersusun dari
batu bata dan semen yang terbuat dari kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh
dari tanah. Besi kawat dan paku yang turut memperkokoh rumah/gedung juga
berasal dari tanah. Pertanyaan berikutnya adalah “dari mana asal tanah ini, bumi tempat kita berpijak?” pasti bumi
ini ada asal usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan juga tidak jadi secara
tiba-tiba.
Jika
kita tilik lebih jauh lagi, tidak hanya asal usul planet bumi saja, tetapi alam
semesta ini, ternyata alam semesta ini termasuk planet bumi, ada asal usulnya.
Temuan-temuab ilmiah di abad ke-20 dan memasuki abad ke-21, yang dilakukan oleh
para pemikir terkemuka dunia, melalui berbagai percobaan, pengamatan dan
perhitungan, fisika modern telah menemukan bahwa alam semesta telah memiliki
permulaan.bahwa ia muncul dari ketiadaan pada sebuah momen ledakan akbar, yakni
ledakan yang teramat besar. Sebaiknya alam semesta selalu mengalami pergerakan,
perubahan, dan pengembangan. Fakta-fakta yang baru ditemukan ini memukau peti mati
teori alam semesta sainitis. Sekarang fakta ini telah diterima oleh masyarakat
ilmiah.
Informasi
ini sepenuhnya sesuai dengan temuan-temuan para ilmuwan masa kini. Sebagaimana
telah dinyatkan di atas, simpulan yang telah dicapai astrofisika dewasa ini
adalah bahwa seluruh jagad raya, berikut dimensi materi dan waktu, menjadi ada
sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi dahulu kala. Peristiwa ini dikenal
dengan sebutan “Big Bang”, merupakan katalis
untuk penciptaan alam semesta dari ketiadaan.
Temuan para ilmuwan modern ini
membuktikan kebenran yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an lima belas abad
lalu, bahwa alam semesta sebelum kejadianya masih berupa asap. Allah Swt
menjelaskan penciptaan-Nya terhadap alam semesta sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an :
Dan Dia menciptakan dibumi itu gunung-gunung yang
kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan
langit dan langit itu masih merupakan asa, lalu Dia berkata kepadanya dan
kepada bumi : “Datanglah kamu keduanyamenurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa”. Keduanya menjawab ‘Kami datang dengan suka hati’. (QS Fushilat[41]: 10-11)
Temuan ilmiah ini sekaligus
membuktikan bahwa alam semesta ini berasal dari ketiadaan, yakni bermula dari
gas panas yang berupa asap. Pertanyaanya kemudian adalah dari mana asal materi
asap itu sendiri? Karena tidak mungkin ia muncul dengan sendirinya atau secara
tiba-tiba. Seperti tidak mungkin rumah kita dengan segala isinya ada dengan
sendirinya atau muncul secara tiba-tiba. Di sinilah sebenarnya keterbnatasan
akal manusia, ia tidak mampu menjangkau sesuatu yang berada di alam luar
materi. Sebagai ahli filsafat Yunani Kuno, seperti Socrates (470-399 SM),
sebenarnya telah mengakui bahwa alam semesta dan manusia berasal dari Tuhan.
Namun Socrates tidak mampu menjelaskan siapa tuhan yang dimaksud itu. Itulah
Allah Swt. Itulah sebabnya Allah memperkenalkan diri melalui rasul-Nya bahwa
Dia-lah Allah yang menciptakan materi awal (titik tunggl), yang dari materi awal
itulah Dia ciptakan alam semesta beserta isinya (dijelaskan didalam QS
Al-An’aam [6]: 101, Adz-Dzariyaat[51]: 47, dan As-Sajadah [32]: 4).
2.
Alam Semesta Tersusun Rapih, Seimbang dan Sempurna
Miliaran bintang dan
galaksi dialam semesta bergerak dalam keseimbangan sempurna pada jalur-jalur
yang sudah diciptakan oleh mereka. Bintang, planet dan satelit tidak hanya
berputar pada sumbu masing-masing, tetapi juga bergerak bersama sistem sebagai
bagian intergal. Terkadang galasi yang terdiri atas 200-300 miliar bintang
bergerak, melewati jalur galaksi lain. Namun ajaibnya tidak terjadi tubrukan
yang merusak keteraturan jagad raya. Kejaiban ini wajib kita renungkan.
(perhatikan firman Allah dalam QS AL-Mulk [67]:: 3-4, Nuh [71]: 15, Al-Furqan
[25]:2.
Penemuan ilmiah abad ke-20 yang saling susul dibidang astrofisika
biologi membuktikan bahwa kehidupan dan alam semesta bermula dari penciptaan.
Teori Big Bang menunjukan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Beragam
penemuan telah mengungkapkan bahwa terdapat rancangan agung dan “penyelarasan”
(fine tuning) dalam dunia materi dan dengan demikian pernyataan materialisme
terbukti tidak berdasar. Dari kekuatan ledakan Big Bang hingga sifat fisika
atom, dari tingkat kekuatan empat jenis gaya dasar hingga proses kimiawi
bintang, dari jenis cahaya yabg dipancarkan matahari hingga tingkat keenceran
air dari jarak bumi kebulan hingga tingkat gas-gas dalam atmosfer, dari jarak
bumi kematahari hingga sudut kemiringan bumi terhadap bidang orbit dan dari
perceptan perputaran bumi terhadap sumbunya hingga peran laut dan penggunaan
dibumi, setiap detail kecil itu disesuaikan demi kehidupan kita. Saat ini dunia
ilmiah menggambarkan keadaan ini dengan konsep “prinsip antropik” (anttropic
principle) dan “penyelarasan” (fine tuning). Konsep ini merangkum kenyataan bahwa
alam semesta bukan lah sekumpulan zat yang tidak bertujuan, tidak terkendali,
dan terjadi secara kebetulan, melainkan memiliki kegunaan bagi kehidupan
manusia dan telah dirancang dengan ketelitian tertinggi.
Ayat-ayat tersebut menarik perhatian manusia pada
ukuran dan keselarasan dalam ciptaan Allah. Kata taqdir, yang berarti
“merancang”, “mengukur” dan “menciptakan dengan mengukur” digunakan dalam ayat
Al-Qur’an, seperti Al-Furqan [25]: 2. Kata thibaq, yang berarti “dalam
keselarasan” digunakan dalam Al-Mulk dengan kata tafawut, yang berarti
“ketidaksesuaian”, “pelanggaran”, “ketidakaturan”, “berlawanan”, bahwa siapapun
yang mencari ketidakserasian susunan alam semesta akan gagal menemukannya.
Istilah fine-tuning yang mulai digunakan akhir
abad ke-20, mewakili kebenran yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut. Lebih
dari seperempat abad terakhir, sejumlah besar ilmuwan, intelektual, dan penulis
telah menunjukan bahwa alam semesta bukanlah kumpulan kebetukan belaka.
Sebaliknya, jagad raya memeiliki rabcangan dan keteraturan yang luar biasa yang
disesuaikan secara ideal untuk kehidupan manusia dalam setiap detailnya.
Firman Allah:
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dengan benar. (QS AL-An’aam [6]: 73)
Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi
dan segala yang ada diantara keduanya dengan bermain-main. (QS Al-Anbiyaa
[21]: 26)
Dua ayat tersebut
menegaskan bahwa Allah Swt, menciptakan langit dan bumi dengan benar, yakni
dengan sungguh-sungguh dan dengan rancang bangun yang luar biasa. Bukan dengan
bermain-main. Dengan main-main saja
tidak akan tercipta alam semesta ini, apalagi hanya dengan kebetulan.
2.1 Kecepatan
Ledakan Big Bang
Keseimbangan yang dicapai dengan Big Bang; pembentukan alam semesta yang
seketika meruupakan bukti bahwa alam semesta tidak muncul secara kebetulan. Menurut
paul davies, ahli matematis terkemukan dari universitas Adelaide Australia,
“jika laju pengembangan setelah big bang berbeda 1 per 1018 saja alam semesta
tidak akan terbentuk “stephen Hawking” dalam bukunya A Brief History Of time,
juga menyadari ketepatan yang luar biasa pada laju pengembangan satu detik
setelah Big Bang lebih kecil satu bagian dalam seratus ribu juta, alam semesta
akan hancur sebelum pernah mencapai ukurannya yang sekaranmg.
2.2 Empat
Gaya Dasar
Semua gerakan fisik di alam semesta berlangsung berkat interaksi dan
keseimbangan keempat gaya yang dikenali fisika modern sebagai gaya gravitasi,
gaya elektromagnetik, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Keempat gaya
tersebut memiliki besaran yang sangat berbeda. Michael Denton ahli biologi
molekuler terkenal, menjelaskan keseimbangan luar biasa diantara keempat gayya
tersebut sebagai berikut:
Jika gaya gravitasi, satu triliun lebih kuat, alam
semesta akan jauh lebih kecil dan sejarah hidupnya jauh lebih pendek. Jika
grafitasi kurang kuat maka tidak ada bintang atau gallaksi yang terbentuk.
Hubungan dan besaran lainya tidak kurang kritisnya. Jika gaya nuklir kuat,
sedikit lebih lemah saja maka satu-satunya unsur yang stabil adalah hidrogen.
Tidak ada atom lain yang bisa terbentuk. Jika gaya nuklir kuat sedikit lebih
kuat dalam kaitanya dengan elektromagnetisme, maka yang paling stabil di alam
semesta hanyalah inti atom dengan dua proton yang berarti tidak ada hidrogen dan
kalaupun ada bintang atau galaksi yang terbentuk, mereka sangat berbeda dari
bentunya sekarang. Jelas sekali jika semua gaya dan konstanta ini tidak
mempunyai besaran tepat seperti adanya sekarang, maka tidak akan ada bintang,
supernova, planet, atom, dan kehidupan.
2.3 Jarak
antara Benda-Benda Langit
Penyebaran
benda-benda langit dan jarak yang begitu
besar di antara mereka yang sangat penting bagi keberadaan kehidupan dibumi.
Jarak antara benda benda langit telah ditetapkan melalui perhitungan yang
begitu sesuai dengan aneka gaya alam semesta sehingga mendukung kehidupan
dibumi.
Gravitasi
:
·
Jika
gravitasi lebih kuat, maka atmosfir bumi
akan menahan terlalu banyak ammonia dan metana yang merusak kehidupan.
·
Jika
gravitasi lebih lemah, maka atmosfir bumi terlalu banyak kehilangan air, sehingga
kehidupan tidak mungkin berlangsung.
Jarak
Bumi dan Matahari :
·
Jika lebih
jauh, bumi menjadi sangat dingin, siklus air di atmosfir akan terpengaruh,
dan bumi memasuki Zaman es.
·
Jika bumi
lebih dekat dengan matahari, tumbuhan akan terbakar, siklus air di atmosfer
akan terganggu secara permanen, dan kehidupan tidak mungkin berlangsung.
Ketebalan
Kerak Bumi :
·
Jika jarak
lebih tebal, terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfir ke kerak.
·
Jika lebih
tipis, aktivitas vulkanik akan terlalu besar sehingga kehidupan tidak mungkin
berlangsung.
Kecepatan
Rotasi Bumi :
·
Jika rotasi
lebih lambat, perbedaan temperatur siang dan malam terlalu besar.
·
Jika lebih
cepat, kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi dan topan badai yang
terbentuk tidak memungkinakan kehidupan berlangsung.
Medan
Magnet Bumi :
·
Jika lebih
kuat, badai elektromagnetik yang sangat kuat akan timbul.
·
Jika lebih
lemah, bumi kehilangan perlindungan terhadap partikel-partiklel yang dilepaskan
matahari yang dikenal sebagai “angin surya”. Kedua situasi ini tidak
memungkinkan kehidupan berlangsung.
Efek
Albedo (perbandingan Cahaya yang Dipantulkan Bumi) :
·
Jika lebih
besar, zaman es akan terjadi dengan cepat.
·
Jika lebih
kecil, efek rumah kaca akan menimbulkan pemanasan berlebihan. Pada awalnya,
bumi akan banjir oleh es yang mencair, dan kemudian terbakar.
Perbandingan
Oksigen dan Nitrogen di Atmosfer :
·
Jika lebih
besar, fungsi-fungsi vital akan mengalami percepatan yang membahayakan.
·
Jika lebih
kecil, fungsi-fungsi vital akan mengalami perlambatan yang membahayakan.
Perbandingan
Karbondioksida dan Uap Air dalam Atmosfer :
·
Jika lebih
besar, atmosfer akan lebih panas.
·
Jika lebih
kecil, temperatur atmosfer akan jatuh.
Ketebalan
Lapisan Ozon :
·
Jika lebih
besar, temperatur bumi akan jatuh drastis.
·
Jika lebih
kecil, temperatur bumi terlalu tinggi dan tidak ada perlindungan terhadap
radiasi ultraviolet dari matahari.
Aktivitas
Gempa :
·
Jika lebih
besar, terjadi bencana terus menerus bagi makhluk hidup.
·
Jika lebih
kecil, sumber makanan didasar laut tidak bisa menyebar di dalam air. Akibatnya,
kehidupan dilaut dan samudra serta seluruh makhluk hidup bumi akan terancam.
Sudut
Kemiringan Bumi :
sumbu bumi memiliki kemiringan 23 derajat terhadap
bidang orbit. Sudut kemiringan inilah yang memungkinkan terjadinya musim-musim.
Jika sudut ini llebih besar atau lebih kecil, perbedaan temperatur atara musim
akan menjadi ekstrem dengan musim panas yang terik tak tertahankan dan musim
dingin yang membekukan.
Ukuran
Matahari :
Jika
matahari lebih kecil, bumi akan membeku. Sebaliknya jika matahari lebih besar,
bumi akan terbakar.
Gaya
Tarik antara Bumi dan Bulan :
·
Jika lebih
besar, gaya tarik bulan akan menimbulkan dampak serius terhadap kondisi
atmosfer bumi, kecepatan rotasi bumi,
dan pasang surut laut.
·
Jika lebih
kecil, akan terjadi perubahan iklim secara ekstrem.
Jarak antara Bumi dan Bulan :
Jika
lebih dekat, bulan alan jatuh kebumi. Jika lenih jauh, bulan akan hilang di
luar angkasa. Jika jarak keduanya sedikit lebih dekat saja, pengaruh bulan
terhadap pasang surut laut akan mencapai dimensi membahaykan. Ombak lautanakan
membanjiri daratan rendah. Pergesekan yang terjadi sebagai akibatnya akan
meningkatkan temperatur lautan dan keseimbangan temperatur yang penting bagi
kehidupan dilaut, dan kadar oksigen yang kita hirup pun berkurang.
Temperatur
Bumi dan Kehidupan Berbasis Karbon :
Keberadaan
karbon sebagai basis kehidupan bergantung kepada temperatur dengan batasan
tertentu. Karbon merupakan substansi utama untuk molekul-molekul organik
seperti asam amino, asam nukleat, dan protoein. Molekul-molekuk organik inilah uang menjafi bahan dasar penyusun
kehidupan.karena itu satu-satunya kehidupan yang ada hanyalah yang berbasis
karbon. Dan karenanya temperatur tidak boleh lebih dari – 20 ̊ C dan tidak
boleh lebih tinggi dari 120 ̊ C. Itulah batasan-batasan temperatur di bumi.
Batasan tenmperatur hanyalah salah sat dari sekian banyak keseimbangan rawan
yang penting bagi keberadaan dan keberlangsungan kehidupan dibumui. Akan
tetapi, hal ini saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa bumi jagad raya tidak
mungkin muncul akibat sejumlah peristiwa kebetulan. Konsep fine-tuning dan antropic
principle yang mulai digunakan dalam abad ke-20 merupakan bukti lebih tentang
ciptaan Allah Swt, atas alam semesta. Keselarasan dan perbandingan daalam
penciptaan itu digambarkan dengan ketetapan luar biasa 15 abad yang lalu di
dalam Al-Qur’an.
Tegasnya
alam semesta ini diciptakan dengan sungguh-sungguh (bilhaqq) oleh yang Maha
Pencipta, yaitu Allah Swt. Oleh karenanya, tidak ada alasan bagi para ilmuwan
dan kaum materialisme untuk menolak atau mengingkari adanya Allah Swt.
Firman
Allah :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian siang dan malam terdapat tanda-tanda (Kebesaran Allah) bagi orang
yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk
atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata) : ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua
ini sia-sia. Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (QS Ali’imran
[3]: 190-192)
B.
Manusia
1.
Penciptaan Manusia
Sungguh tedapat banyak hal yang dapat membuat
manusia beriman kepada Allah Swt. Bahkan seluruh alam semesta beserta isinya,
jika manusia mau menggunakan akalnya, pastilah mereka beriman kepad aAllah (QS
Ali’imran [3]: 190-191).oleh karena itu Allah Swt menyuruh manusia dan alam
semesta mengarahkan perhatianya terhadap diri mereka sendiri, sebagaimana
tersebut dalam firman-Nya di dalam QS Adz-Dzariyat [51]: 21 dan QS AL-Waqi’ah
[56]: 57-59.
Demikian pula lima belas abad yang
lalu Al-Qur’an telah menjelaskan tentang tahapan kejadian manusia (keturunan
Adam a.s) secara biologi. Sebagaimana tersebut dalam firmanya :
Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah
Allah, Penciptaan yang paling baik. (QS Al-Mu’minun [3]: 12-14).
Ilmu biologi modrn
(khususnya pada bidang embriologi) dalam penelitian ilmiahnya telah membenarkan
pernyataan Al-Qur’an lima abad yang lalu bahwa terbentuknya manusia (keturunan
adama.s) melalui tahapan demi tahapan serta melalui proses pembentukan yang
luar biasa ilmiah. Dikatakan luar biasa ilmiah karena semakin temukan
proses-proses pembentukan tersebut semakin membenarkan pernyataan Al-Qur’an.
2.
Teori Evolusi dan Propaganda Aetisme
Sebuah teori yang perlu dicermati dan diwaspadai
adalah Teori Evolusi Manusia. Teori ini muncul pada awal abad ke-19 dengan
tokoh utamanya J.B Lanmark (1774-1829) dan Charles Darwin (1809-1882). Teori
evolusi ini menyatakan bahwa manusia berasala dari makhluk yang paling
sederhana kemudian berkembang menuju makhluk sempurna secra evolusif dalam
jangka waktu yang lama. Teori ini pertama-tama diketemukan oleh J.B Lanmark
(1774-1829) sajarna prancis, lalu dipertegas oleh Charles Darwin (1809-1882)
sarjana inggris. Dalam bukunya yang berjudul : The Origin of Species,
dijelaskan bahwa semua jenis sel binatang berasal dari sel purba. Dalam bukunya
The Descen of Man, menjelaskan tentang perkembangan binatang-binatang menuju
manusia. Menurutnya yang paling maju ialah binatang mirip kera dengan mengalami
perubahan menuju wujud manusia. Sesungguhnya teori evolusi model J.B Lanmar dan
Darwin sangatlah lemah, dan bahkan telah banyak dilemahkan oleh para ilmuwan
barat itu sendiri dengan argumentasinya yang sangat rasional dan ilmiah.
Kelemahan teori tersebut setidaknya di buiktikan oleh du alasan :
Pertama, sampai hari ini belum pernah ditemukan adanya fosil manusia makhluk
transisi dari manusia kera. Pernah diinggris diketemukan fosil yang dinyatakan
sebagai makhluk transisi, ternyata hanya sebuah kebeohongan besar, karena
diketahui belakangan bahwa fosil makhluk tersebut sebagaianya ditukar dengan
fosil manusia.
Kedua, jika memang benar bahwa manusia adalah hasil dari evolusi dari kera
seharusnya setiap masa selalu ada manusia baru dari hasil evolusi kera. Tetapi hingga
hari ini yang kera tetap kera dan manusia tetap manusia. Ternyata darwin
sendiri sebagai pencetus teori ini
banyak meneui kesulitan – kesulitan untuk membuktikan teorinya. Dia
berharap para ilmuwan berikutnya bisa melengkapi teorinya, tetapi yang terjadi
malah meruntuhkan teorinya.
3.
Kedudukan Manusia
Manusia mempunyai kedudukan paling tinggi
dibanding dengan makhluk lainya yang ada di muka bumi ini. Karena
kedudukanya yang paling tinggi itulah mampu menguasai dunia. (firman Allah QS Al-Isra [17]: 70).
Ada beberapa potensi yang membuat manusia lebih
unggul :
1. Manusia keturunan Adam a.s, fisiknya berasal dari
tanah bukan dari hewan.
2. Mempunyai bentuk dan struktur yang lebih baik dan
sempurna.
3. Memiliki ruh dan jiwa [potensi akal, kesadaran,
perasaan (emosi)], dan kemauan (antara lain hawa nafsu dan kebebasan).
4. Potensi hidayah (fitrah/insting, indra, akal,
agama (wahyu), dan taufik (bimbingan secara langsung).
5. Diberi potensi untuk dapat berbuat baik dan/atau
buruk (Asyams [91]: 7-8).
6. Diberi amanah sebagai Khalifah dimuka bumi (QS
Al-Baqarah [2]: 30), kedudukan sebagai hamba Allah (QS Al-Dzariyat [51]: 56).
7. Semua yang diciptakan dialam semesta untuk manusia
(QS Al-Baqarah [2]: 29 dan QS Al-A’faf [7]: 179).
Untuk mengaktualisasilkan potensi-potensinya
dan untuk memanfaatkan serta mempertahankan keunggulan manusia, mereka
hendaklah menyadari akan keberadaan dirinya di dunia, bahwa mereka diciptakan
oleh Allah tidak lain ialah supaya beribadah kepada-Nya (QS Al-Dzariyat [51]:
56) dan menjadi khalifah-Nya (QS Al-Baqarah [2]: 30). Jika mereka benar-benar
telah menyadari, lalu tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian menjalankan
amanah kekhalifah-Nya sesuai dengan tuntunan-Nya dengan menggunakan segala
potensi yang ada secara maksimal dan sebaik mungkin, niscaya manusia akan
bahagia hidupnya serta tinggi derajatnya.
4.
Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
a.
Kebutuhan Hakiki Manusia
Sesungguhnya
tubuh manusia itu terdiri dari dua jenis, yaitu tubuh kasar dan tubuh halus ,
atau jasmmani/fisik dan rohani/ruh. Manusia tanpa jasmani belum dikatatakkan
manusia, demikian pula manusia tanpa ruh belum dikatakan manusia hidup. Jasmani
manusia dari tanah atau materi. Sedangkan ruh manusia berasal dari tuhan
semesta alam, Allah Swt. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk jasmani dalam
hidupnya membutuhkan hal yang bersifat materi, seperti kebutuhan akan makanan,
minuman, pakaian dan tempat tinggal, lingkungan sehat, kebutuhan biologis
(seksual), status sosial dan kebutuhan-kebutuhan lain yyang bersifat materi
atau kesenagan duniawi.
Untuk mencapai kesenangan materi, manusia
tidak bisa melakukan sendiri, ia membutuhkan bantuan orang lain. Dengan kata
lain, manusia adalah makhluk sosial. Maka manusia jika ingin mencapai kesengan
duniawi, ia harus mampu hidup bersosial dengan baik, yakni harus saling kenal
mengenal, tolong-menolong, dan saling
memperkokoh atara satu dengan yang laksana sebuah bangunan yang kokoh. Akan
tetapi tanpa petunjuk agama manusia manusia tidak mampu melakukan kehidupan
bersosialnya dengan baik, sehingga dalam kehidupanya di masyarakat sering
menghadapi benturan-benturan yang mengancam ketenanganya. Adapun manusia
sebagai makhluk yang memiliki ruh, ia juga membutuhkan ketenangan-ketenangan yang
bersifat ruhaniah, yaitu ketenangan hakiki. Ketenangan ruhaniah mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap kebehagiaan hidup manusia, baik secara
lahir maupun batin. Kebahagian hidup itu tidak akan bisa diperoleh jika manusia
tidak memperoleh ketenangan hakiki. Nahkan fisik manusia itu bisa hancur jika
ketidak tenangan manusia mencapai titik yang paling memprihatinkan. Nabi
Muhammad Saw, bersabda :
“ketahuilah bahwa ia dalam jasad manusia itu
ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh jasadnya. Jika segumpal
daging itu usak, maka akan rusakllah seluruh jasadnya, ketahuilah bahwa ia
adalah hati”. (HR Bukhari dan Muslim).
Namun
ketenangan hakiki tidak akan diperolehnya tanpa diri manusia itu sendiri
mengenali ruh, yaitu Allah Swt. Manusia tidak akan mempu mengenali Allah Swt,
tanpa wahyu (agama). Nahkan manusia tidak akan tahu untuk apa hidup didunia ini dan kemana
manusia akan pergi.
b.
Kebutuhan Terhadap Agama
Penjelasan tersebut diatsa sebenarnya menunjukan
bahwa manusia sesungguhnya membutuhkan agama. Mengapa? Karena agama memberikan
jawaban pasti terhadap kebutuhan yang dihajatkan manusia, baik kebutuhan ruhani
maupun kebutuhan jasmani. Oleh karenanya dusta jika manusia tidak membutuhkan
agama. Tanpa agama, akan hancur kehidupan dimuka bumi ini
Dari
sisi ruhani agama mengenalkan kepada manusia tentang tuhan yang sebenranya,
yaitu Allah Swt. Tuhan yang maha besar inilah sesungguhnya yang dicari oleh
ruhani manusiasehingga apabila ia telah mengenali-Nya ia akan memperoleh
ketenangan dan kebahagian yang hakiki.
Dari
sisi jasmani, agama mengenalkan konsep hidup yang benar, baik dalam hidup
beragama, bernasyarakat dan bernegara. Konsep hidup benar tersebut membimbing
manusia menuju kehidupan yang sejahtera dan damai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alam
semesta ini tidak terbentuk dengan sendirinya ataupun terbentuk secara
kebetulan, melainkan melalui proses yang luar biasa yang tentunya diciptakan
oleh Allah Swt, melalui proses Big Bang, Keseimbangan yang dicapai dengan Big
Bang; pembentukan alam semesta yang seketika meruupakan bukti bahwa alam
semesta tidak muncul secara kebetulan. Serta manusia sebagai mahkluk ciptaan
Allah Swt harus terus menjaga demi kelangsungan hidup yang baik serta hidup
yang selalu di berkahi Allah Swt, dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini
harusnya dapat menjaga bumi ini.
B.
Saran
Makalah
Pendidikan Agama Islam ini dibuat untuk
memenuhui suatu syarat untuk kelulusan
nilai mata kuliah PAI, dan itulah tadi isi dari semua materi yang
penulis ambil dari Modul Pendidikan Agama Islam berbasis karakter. semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan para pembaca.
Penulis
mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak sekali kata-kata yang salah dan
tidak benar, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sangat penulis
harapkan, karna akan menjadi suatu pacuan untuk penulis sendiri. Dan penulis
ucapkan Terima Kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan
Makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’an
dan terjemahannya, Departemen Agama RI, 1986/1987.
Muldhary,
Bahaudin K.H, Dialog Masalah Ketuhanan
Yesus, Penerbit : penerbit Kiblat Centre, 1984, Cet. Ke-3.
Ensikklopedia
Islam, Jakarta : Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, Cet. 3.
Modul
Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter, Jakarta : Penerbit PT RajaGrafindo Persada Syafe’i Imam,
Ruswanto, Rodliyah nunung dkk, 2012.